Engel

Engel
Bingo

Senin, 22 Desember 2014

Konflik Antara Anak dan Orang Tua (Psikososial)



Nama               : Fatmawati Ramadhani
NIM                : 2833133019
Kelas               : Tp. 3A
Mata Kuliyah  : Psikologi Perkembangan

Konflik Antara Anak dan Orang Tua
(Psikososial)

            Masa remaja adalah masa yang banyak mengalami perubahan untuk mempersiapkan segala macam tuntunan yang akan dihadapinya pada masa dewasa. Sehingga pada masa remaja ini dianggap tahapan yang paling rawan dalam pergaulan, karna pada masa ini tingkat emosinya masih sangat labil. Dan dalam masa remaja ini juga sering ditemukan berbagai macam kasus atau permasalahan yang dapat memberikan dampak terhadap tingkah laku dan pola fikir yang menjadi bentukan kepribadiannya. Yang mana akan membawa pada dampak yang baik atau justru membawa pada dampak yang sebaliknya.
            (Analisis Kasus) Permasalahan psikososial yang terjadi pada remaja, yaitu Konflik antara Anak dan Orang Tua. Pada masa ini kita sering menemukan beberapa kasus yang tidak lagi langka dalam kalangan  hubungan remaja dan orang tua. Sering kali ditemukan, remaja dalam sebuah organisasi kebanyakan dari mereka memiliki kendala yang sama untuk aktif dalam organisasi, yaitu orang tua. Ditinjau dari beberapa sudut pandang ditas, usia mereka merupakan usia dimana terdapat keinginan untuk mencoba hal-hal yang belum ia ketahui sebelumnya, mereka ingin menjelajah ke alam yang lebih luas. Oleh karena itu mereka memilih mengikuti organisasi yang dianggap penuh dengan petualangan untuk menjelajahi alam yang lebih jauh .Namun kegiatan mereka ditentang oleh orang tuanya yang dianggap terlalu ekstrim dan membahayakan anaknya. Kegiatan itu dianggap tidak ada hubungannya dengan intra sekolah bahkan akan dapat mengganngu prestasi mereka dalam mata pelajaran yang seharusnya menjadi tujuan utama mereka pergi ke sekolah, karena para remaja itu sering terlambat pulang sekolah hanya untuk nongkrong dan menjaga sekretariat mereka.
Para remaja itu mengatakan sering dimarahi orang tuanya setiap terlambat pulang sekolah tanpa menanyakan mengapa mereka terlambat pulang dan apa saja yang mereka lakukan setelah jam pulang sekolah sampai mereka baru bisa pulang ke rumah jam sekian. Mereka kesal dengan sikap orang tua mereka yang dirasa masih menganggap mereka seperti anak kecil yang masih harus diatur, sehingga mereka malah melawan orang tuanya dengan kata-kata yang bernada keras untuk membela diri. Pada akhirnya mereka merasa kesulitan mendapatkan surat ijin orang tua untuk mengikuti kegiatan organisasinya di luar sekolah yang bersifat menjelajah alam. Padahal mereka sangat ingin sekali mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut untuk memenuhi kepuasan mereka untuk mencari pengalaman yang belum mereka temukan sebelumnya. Orang tua mereka merasa khawatir akan keselamatan anaknya di luar pengawasan mereka, sehingga remaja tersebut merasa diperlakukan seperti anak kecil lagi padahal mereka merasa dirinya sudah dewasa dan ingin belajar hidup madiri tanpa bantuan orang tua. Dengan banyaknya konflik antara remaja dan orang tuanya, maka mereka memisahkan diri dari orang tuanya dan memilih melibatkan diri pada kelompok organisasinya.
            Dalam kasus diatas terlihat bahwa penyebab terjadinya konflik atar remaja dan orang tuanya disebabkan karena terlalu otoriternya aturan dan kekhawatiran yang diberikan orang tua terhadap keinginan yang dimiliki seorang anak. Sehingga anak menganggap bahwa setiap ruang gerak lingkupnya terlalu dikekang, dan dianggap tidak memiliki manfaat yang pada dasarnya justru hal tersebutlah yang ingin dilakukan anak semata-mata karna mereka ingin tak lagi di kekang, dikawatirkan seperti anak kecil pada umumnya. Mereka memiliki tujuan bahwa mereka juga ingin melihat alam luar dengan masa remaja yang sedang dijalaninya, bukan justru setiap apa yang ingin mereka lakukan semua-semuanya dilarang, lalu bagaimana mereka tau dengan lingkungan diluar rumah dan keluarga. Yang jelas nantinyapun akan mereka jalani, dan hadapi mau tidak mau dan siap ataupun tidak siap. Dalam kasus diatas juga didasarkan karna remaja itu ingin belajar mandiri tanpa harus kemana-mana dengan orang tua, mereka ingin orang tua mereka memberi kesempatan mereka untuk menjelajah di alam bebas yang mereka anggap pengalaman yang didapatnya ini belum pernah didapatkannya dalam lingkungan rumah. Dan mereka juga ingin membuktikan bahwa mereka bisa memegang kepercayaan yang diberikan oleh orang tuanya, sehingga dari situlah mereka belajar arti sebuah amanah dan tanggung jawab.
            Akibat dari keotoriteran aturan yang diberikan oleh orang tua terhadap remaja tersebut adalah, membuat pengaruh negatif  yang menjadikan remaja tersebut semakin ingin melakukan sebuah penentangan untuk merealisasikan keinginan-keinginannya yang diluar batas tadi. Karna semakin remaja itu dibatasi ruang lingkup geraknya, maka semakin besar rasa ingin tau dan penasarannya akan hal-hal yang dilarang. Sehingga mereka justru memilih lari dari aturan-aturan orang tuanya yang dianggap tidak bisa memahami keinginan-keinginannya. Dan hal ini dapat menjadikan remaja itu mencari alternatif lain dengan melampiaskan kejengkelannya dengan berbagi cerita kepada teman-teman sebayanya yang dianggap lebih bisa memahami mereka, dan juga bisa merasakan bagaimana berada dalam posisinya saat itu. Dan dari sinilah kemudian pengaruh buruk dapat terjadi sewaktu-waktu, semisal karna terlalu seringnya mereka menceritakan keluh kesahnya terhadap teman sebayanya, justru teman yang dianggapnya dapat mengerti dia selama ini, malah membawanya pada pergaulan yang semakin bebas, dan bahkan sampai berani mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan mengkonsumsi minuman-minuman keras, yang justru membahayakan jiwanya.
            solusi, pertama kali kita memberikan persetujuan terhadap keinginan mereka untuk mengikuti kegiatan organisasi tersebut. Harusnya orang tua bisa memahami keinginan remaja tersebut seiring dengan beranjaknya usia mereka yang bukan anak kecil lagi yang masih harus diatur oleh orang tuanya dalam segala hal. Mereka ingin mencari perhatian dari lingkungannya dengan berusaha mendapatkan status dan peranan untuk bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok sebaya mereka. Di samping itu mereka juga ingin mencari pengalaman-pengalaman baru yang belum mereka temukan pada masa sebelumnya.
Untuk pendapat yang kedua kita  memberikan persetujuan terhadap orang tua mereka yang mengkhawatirkan anaknya karena setua apapun dan sebesar apapun ukuran anaknya, sampai kapanpun yang namanya orang tua akan selalu mengkhawatirkan keadaan anak mereka. Untuk memberikan jalan tengahnya kepada remaja tersebut disamping memenuhi keinginannya, mereka juga tidak boleh melupakan harapan orang tuanya tentang tujuan utama mereka di sekolahkan. Untuk masalah pulang sekolah yang selalu terlambat sebaiknya diadakan jadwal piket bergantian untuk menjaga sekretariat. Sedangkan untuk masalah tujuan utama mereka ke sekolah, mereka harus dapat menunjukkan nilai plus kepada orang tua bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstra tidak akan mengganggu kegiatan intra mereka atau bahkan dengan mengikuti kegiatan ekstra tersebut akan menumbuhkan semangat untuk meraih prestasi-prestasi baik ekstra maupun intra. Sedangkan mengenai kegiatan di luar sekolah yang bersifat penjelajahan alam, mereka harus bisa memberikan pengertian kepada orang tua mereka secara baik-baik bahwa di sana mereka dalam pengawasan dan penjagaan senior-senior yang sudah berpengalaman dan kalau perlu seniornya sendiri yang datang ke rumahnya untuk mengijinkannya kepada orang tuanya. Dengan demikian mereka mungkin akan mudah mendapatkan ijin untuk mengikuti kegiatan berikutnya.



           
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar